Wednesday 8 January 2014

Konsep Pembelajaran Matematika

Konsep Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang dialami siswa sebagai peserta didik.
Menurut Hamalik O (1989 : 60) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasi daripada pengalaman dan latihan. Perumusan ini mengandung beberapa pengertian yang perlu mendapatkan kejelasan terlebih dahulu. Pertama belajar berkenaan dengan tingkah laku. Perubahan tingkah laku dalam hal ini adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, dapat diukur dan bersifat spesifik.
Sedangkan J.A. Brunner (dalam Sugandi, 2004:36), menyatakan bahwa dalam belajar ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan,  yaitu peranan pengalaman  struktur pengetahuan, kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi, dan cara membangkitkan motivasi belajar. Brunner (dalam Suherman, 2003:43), juga menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur. Nampaklah bahwa Brunner sangat menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh.
Menurut teorema Van Hiele (dalam Suherman, 2004:51), menyatakan bahwa terdapat lima tahap belajar anak dalam belajar geometri, yaitu tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi, dan tahap akurasi.Tiga unsur utama dalam pengajaran geometri, yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan, jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.
Konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Syaiful Sagala, 2006 : 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi-kondisi khusus menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,  dimana pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.. Mengajar menurut William H. Burton (dalam Syaiful Sagala, 2006 : 61) adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model atau metode pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Sejalan dengan pendapat Jerome Bruner (dalam Syaiful Sagala, 2006 : 63) bahwa perlu adanya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas.
Hal ini menggambarkan orang yang berpengetahuan adalah orang yang terampil memecahkan masalah, mampu berinteraksi dengan linkungannya dalam menguji hipotesis  dan menarik kesimpulan yang benar. Jadi belajar dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemapuan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri, tetapi diterapkan dalam diri individu siswa.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana yang interaktif dan proses tanya jawab trus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka terapkan sendiri.
Ada beberapa pendapat tentang belajar matematika seperti yang dikemukakan oleh Herman Hudojo (1990:25-27) :
1.    Robert Gane
Belajar matematika harus didasarkan kepada pandangan bahwa tahap belajar yang lebih tinggi berdasarkan atas tahap belajar yang lebih rendah.
2.    J. Bruner
Belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.
3.     Z.P Dienes
Berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada siswa dalam bentuk konkrit.
Sementara itu Sri Wardani (2003:3-4) mengemukakan pendapat beberapa pakar:
1.    Kolb (1949)
Mendefinisikan belajar matematika sebagai proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui transformasi pengalaman individu siswa. Pendapat Kolb ini intinya menekankan bahwa dalam belajar siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya mengkontruksi sendiri pengetahuan yang dipelajari dan siswa harus didorong untuk aktif berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya.
2.    Heuvel-Panhuizen (1998) dan Verchaffel-De Corte (1977)
Pendidikan matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk “menemukan kembali” matematikan dengan berbuat matematika. Pembelajaran matematika harus mampu mmeberi siswa situasi masalah yang dapat dibanyangkan atau mempunyai hubungan dengan dunia nyata. Lebih lanjut mereka menemukan adanya kecenderungan kuat bahwa dalam memecahkan masalah dunia nyata siswa tergantung pada pengetahuan pada pengetahuan yang dimiliki siswa tentang dunia nyata tersebut.
3.    Goldin (1992)
Matematika ditemukan dan dibangun oleh manusia sehingga dalam pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh siswa daripada ditanamkan oleh guru. Pembelajaran matematikan menjadi lebih aktif bila guru membantu siswa menemukan dan memecahkan masalah dengan menerapkan pembelajaran bermakna.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang rangkaian-rangkaian pengertian (konsep) dan rangkaian pertanyaan-pertanyaan (sifat, teorema, dalili, prinsip). Untuk mengungkapkan tentang pengertian dan pernyataan diciptakan lambang-lambang, nama-nama, istilah dan perjanjian-perjanjian (fakta). Konsep yaitu pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang dapat membedakan suatu obyek dengan yang lain.





sumber :
Oemar H. 1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. Bandung : Mandar maju
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Common Textbook). Bandung : JICA – Universitas Pendidikan Indonesia.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.
Hudojo, Herman. 1990.  Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan