Wednesday 18 September 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR



Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagaimana diungkapkan oleh Sudjana (2005 : 39), yaitu :
a.    Faktor dari dalam diri siswa
Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemempuan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Selain kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti: motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, faktor fisik dan psikis.
b.    Faktor dari luar atau faktor lingkungan
Faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Sedangkan menurut Caroll (dalam Sudjana, 2005 : 40) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu : bakat belajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, kualitas pengajaran dan kemampuan individu.

Sumber :
-       Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

PENGERTIAN HASIL BELAJAR



Pengertian Hasil Belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai menurut Sudjana (2005 : 49) dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (pengasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak).
Belajar (learning) merupakan kegiatan paling pokok dalam mencapai perkembangan individu dan mempermudah pencapaian tujuan institusional suatu lembaga pendidikan (Rakhmat, dkk 2006 : 48). Hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa yang terlihat dari hasil belajarnya. Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Abdurahman (2003 : 37) adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Gagne (dalam Surya, 2004 : 42) merupakan keluaran dari pemprosesan informasi yang berupa kecakapan manusia yang terdiri atas :
a.    Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara tertulis ataupun lisan.
b.    Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungan dengan menggunakan symbol-simbol. Kecakapan intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan, konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum-hukum.
c.    Strategi kognitif adalah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dalam mengelola keseluruhan aktivitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif.
d.   Sikap adalah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap dapat dirtikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan.

Sumber :
-       Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
-       Rakhmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Upi Press
-       Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
-       Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Bani Quraisy.
 

Pengertian Peta Konsep



Peta konsep merupakan cara kreatif bagi setiap peserta didik untuk mencatat pelajaran dan memudahkan mereka untuk mencatat pelajaran dan memudahkan mereka mengidentifikasikan secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari. Menurut Martin (dalam Trianto 2010 : 158), “Peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.”
Dari pendapat tersebut tersirat bahwa peta konsep merangkaikan konsep dengan konsep lainnya sehingga akan terjadi keterkaitan antara konsep-konsep tersebut.  Dalam penelitian ini peta konsep khusus digunakan untuk bidang studi matematika dengan mengambil pokok bahasan teorema Pythagoras.
Dari pengertian tersebut di atas, terkandung makna bahwa dalam peta konsep terdapat konsep utama beserta dua atau lebih konsep-konsep yang dikaitkan oleh kata penghubung yang akan menghasilkan hubungan yang bermakna. Sehingga siswa dapat mengaitkan satu konsep ke konsep yang lain. Dengan begitu siswa diajak lebih kreatif dalam belajar dan siswa tidak hanya diam dan mende­ngarkan apa yang diberi oleh guru itu sendiri.

a.    Ciri-ciri Peta konsep

Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (dalam Trianto 2010 : 159) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
-            Peta Konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proporsi-proporsi suatu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika, sejarah, ekonomi, geografi dan lain-lain.  Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu lebih bermakna.
-            Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep.
-            Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang inklusif daripada konsep yang lain.
-            Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bidang suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada konsep tersebut.

b.    Menyusun Peta Konsep

Untuk meyakinkan bahwa belajar bermakna terjadi pada diri siswa, maka hendaknya setiap siswa pandai menyusun peta konsep.  Menurut Arends (dalam Trianto 2010 : 160) peta konsep dapat dibuat dengan mengikuti beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
-            Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran.
-            Tentukan konsep-konsep yang relevan.
-            Urutkan konsep-konsep tersebut dari yang paling inklusif atau contoh-contoh.
-            Susunan konsep-konsep itu di atas, mulai dengan konsep-konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif.
-            Hubungan konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung.

Sekumpulan konsep-konsep yang sama dapat menghasilkan peta konsep yang berbeda, sebab setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk menyusun kaitan-kaitan konsep yang bermakna.
Sumber :
-       Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media.


Pengertian Konsep



Konsep menurut Carrol (dalam Trianto 2010 : 158) merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian. Matematika merupakan ilmu tentang konsep sebagaimana diungkapkan oleh James dan James (dalam E. T. Ruseffendi, 1993: 42) bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. Sehingga bisa dikatakan fungsi belajar matematika di sekolah adalah belajar konsep Sehubungan hal tersebut, maka guru harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang konsep-konsep yang diajarkan pada siswa.  
Sumber :
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media.
-          Ruseffendi, E. T. 1993. Materi Pokok Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.