BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan
alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum
yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan
yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali
diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil
yang maksimal. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan
dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan
secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan
nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang
mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan kurikulum
yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu
pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga
dinilai dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh
dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi
dipengaruhi oleh perubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan
paper ini adalah untuk mengetahui kaitan antara kurikulum 2013 dengan
pendekatan pendekatan cara belajar siswa aktif
(CBSA).
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas,
penulis ingin mengetahui adakah kaitan antara pendekatan cara belajar siswa
aktif (CBSA) dengan
kurikulum 2013?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kurikulum
1984 (CBSA)
Kurikulum
1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses,
tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum 1984 berorientasi kepada
tujuan instruksional, didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman
belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus
benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang
harus dicapai siswa. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). CBSA adalah
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa
memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotor.
CBSA
memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak
lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada kurikulum ini siswa diposisikan
sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga diperankan dalam
pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat, bertanya, dan mendiskusikan sesuatu. Materi pelajaran dikemas dengan
menggunakan pendekatan spiral yakni pendekatan yang digunakan dalam pengemasan
bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi
kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang
diberikan. Pada tahun 1993, disinyalir bahwa pada kurikulum 1984, proses
pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori
belajar mengajar yang kurang memperhatikan muatan pelajaran, sehingga
lahirlah sebagai penggantinya adalah kurikulum1994.
B.
Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA)
CBSA
adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang
tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan
aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik.
C.
Kurikulum
2013
Kurikulum
2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa
percobaan di Tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah
percobaan. Di Tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV,
dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI.
Diharapkan, pada Tahun 2015 diharapkan telah diterapkan di seluruh jenjang
pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu Aspek
Pengetahuan, Aspek Ketrampilan, dan Aspek Sikap dan Perilaku. Di dalam
Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada
di Materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan
adalah Materi Matematika. Materi pelajaran tersebut terutama Matematika
disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah
berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di
luar negeri.
D.
Pendekatan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
dalam Konteks Kurikulum 2013
Pada
umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris dikenal
dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di dalam kata
pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar
mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata
hanya menyajikan materi ajar. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai
dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan
agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan
diajarkan. Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia.
Piaget memandang anak-akalnya-sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang
secara perlahan-lahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus-menerus. Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa
terhadap bahan yang dipelajari. CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental,
intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar
secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi
proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan
konsep dan prinsip. Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student
Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar.
Kadar aktivitas pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi
dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan
dikelas secara bersama-sama.
Kurikulum
2013 (tematik integratif) tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1984 yaitu
kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) karena kedua kurikulum ini punya pola
belajar yang sama yaitu pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered ) seperti : mengembangkan keterampilan
memproseskan perolehan, seperti mengamati/observasi, membuat hipotesis,
merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun
kesimpulan, membuat prediksi, menerapkan dan mengkomunikasikan.
Pada saat proses belajar mengajar peranan guru lebih ditekankan sebagai
fasilitator, pemantau dan pemberi balikan yang lebih bersifat ulur tangan dari
pada campur tangan.
Sedangkan
perbedaan yang paling menonjol terletak pada jumlah pelajarannya saja, yakni
pada kurikulum 2013 IPA dan IPS diintegrasikan dengan mata pelajaran lain,
artinya nama “IPA dan IPS” akan ditiadakan namun substansinya tidak dihilangkan
sedikitpun. Sedangkan pada CBSA, IPA dan IPS adalah mata pelajaran tersendiri
namun isi materinya sangat mendasar.
Walaupun
kedua kurikulum tersebut tidak jauh berbeda, namun Kurikulum Tematik Integratif
merupakan evolusi dan transformasi dari kurikulum CBSA karena kurikulum
tersebut telah disesuaikan dengan zamannya masing-masing.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga
“pendekatan”. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan
instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengan
cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan.
Kurikulum
2013 (tematik integratif) tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1984 yaitu
kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) karena kedua kurikulum ini punya pola
belajar yang sama yaitu pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered) seperti : mengembangkan keterampilan memproseskan
perolehan, seperti mengamati/observasi, membuat hipotesis, merencanakan
penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan,
membuat prediksi, menerapkan dan mengkomunikasikan.
Pada saat proses belajar mengajar peranan guru lebih ditekankan sebagai
fasilitator, pemantau dan pemberi balikan yang lebih bersifat ulur tangan dari
pada campur tangan.